Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair. Dalam makalah ini akan dijelaskan salah satu dari sistem kromatografi yaitu kromatografi gas.
Kromatografi gas
merupakan salah satu jenis teknik analisis yang semakin banyak diamati, karena
terbukti dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah analisis. Pada
awalnya Kromatografi gas hanya digunakan untuk analisis gas saja. Akan tetapi
dengan kemajuan ilmu dan teknologi, akhirnya kromatografi gas dapat digunakan
untuk analisis bahan cair dan padat termasuk bahan polimer. Pengembangan kromatografi
gas (KG) berpengaruh sangat penting pada pengembangan metode kromatografi cair
(KC). Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua
komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai
untuk proses pemisahan.
A. Konsep Teori
Kromatografi gas atau
disebut juga dengan Gas Chromatography (GC) merupakan metode
kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika.
Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan
campuran yang sangat rumit, dan membutuhkan waktu yang beragam, mulai dari
hitungan detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang
mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasi dengan
menggunakan waktu retensi yang khas pada kondisi yang tepat.
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Fase diam dapat berupa zat padat yang dikenal dengan kromatografi gas padat (Gas Solution Chromatography (GSC)) dan zat cair sebagai kromatografi gas-cair (Gas Liquid Chromatography (GLC)). Keduanya hampir sama kecuali dibedakan dalam hal cara kerjanya. Pada GSC pemisahan berdasarkan adsorpsi sedangkan GLC berdasarkan partisi.
Kromatografi Gas (KG), merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (mobile phase) adalah sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatography (”aerograph”,”gas pemisah”).
Kromatografi gas mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua proses memisahkan komponen dari campuran, terutama berdasarkan perbedaaan titik didih (atau tekanan uap). Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada skala yang lebih kecil (yaitu microscale). Kromatografi gas terkadang juga dikenal sebagai uap-tahap kromatografi (VPC), atau gas-cair kromatografi partisi (GLPC).
Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisis atau preparatif.
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Fase diam dapat berupa zat padat yang dikenal dengan kromatografi gas padat (Gas Solution Chromatography (GSC)) dan zat cair sebagai kromatografi gas-cair (Gas Liquid Chromatography (GLC)). Keduanya hampir sama kecuali dibedakan dalam hal cara kerjanya. Pada GSC pemisahan berdasarkan adsorpsi sedangkan GLC berdasarkan partisi.
Kromatografi Gas (KG), merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (mobile phase) adalah sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatography (”aerograph”,”gas pemisah”).
Kromatografi gas mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua proses memisahkan komponen dari campuran, terutama berdasarkan perbedaaan titik didih (atau tekanan uap). Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada skala yang lebih kecil (yaitu microscale). Kromatografi gas terkadang juga dikenal sebagai uap-tahap kromatografi (VPC), atau gas-cair kromatografi partisi (GLPC).
Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisis atau preparatif.
B. Instrumentasi Kromatografi Gas
Diagram alat kromatografi gas
C. Prinsip Dasar Kromatografi Gas
D. Cara Kerja dan Interpretasi Data
Diagram alat kromatografi gas
keterangan
1. Silinder tempat gas
pembawa
2. Pengatur aliran dan
tekanan
3. Tempat injeksi sampel
4. Kolom
5. a. Detektor b. Amplifier
6.
Pencatat
(recorder)
7. Oven dengan thermostat untuk 3, 4 dan 5a
a. Fasa mobil (Gas
Pembawa)
Fasa mobil
(gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan pengurangan tekanan.
Kemudian membawa cuplikan langsung ke dalam kolom. Jika hal ini terjadi,
cuplikan tidak menyebar sebelum proses pemisahan. cara ini cocok untuk cuplikan
yang mudah menyerap. Gas pembawa ini harus bersifat inert dan harus sangat
murni. Seringkali gas pembawa ini harus disaring untuk menahan debu uap air dan
oksigen. Gas sering digunakan adalah N2, H2, He dan Ar.
b. Sistem injeksi sampel
Untuk
mendapatkan efisien, maka sampel dimasukkan ke dalam aliran gas dan jumlah yang
sedikit dengan waktu yang tepat. Jika sampel berupa cairan harus diencerkan
terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi sampel dapat diambil melalui
karet silicon ke dalam oven, banyak sampel + 0,1-10 ml.
c. Kolom
Fungsi
kolom merupakan ”jantung” kromatografi gas dimana terjadi pemisahan
komponen-komponen cuplikan kolom terbuat dari baja tahan karat, nikel, kaca
d. Detektor
Fungsi
detektor adalah untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari kolom dan merespon
perubahan komposisi solul yang terelusi.
e. Pencatat (recorder)
Fungsi recorder adalah sebagai alat untuk
mencetak hasil percobaan pada sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram
(kumpulan puncak grafik).
Gas pembawa
(biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen) dengan tekanan tertentu
dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya
sampel diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya
dapat diatur. Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan
dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi
oleh fase diam pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda
sesuai dengan nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi
pemisahan.
Komponen yang terpisah
menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik yng besarnya
proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lalu diperkuat oleh amplifier dan
selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram
berupa puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor
terhadap waktu.
Pengoperasian kromatografi gas dapat dilakukan dengan
tiga cara khususnya untuk penentuan kadar zat, sebagai berikut:
1. Cara baku internal.
Pada satu seri zat baku internal dengan jumlah tertentu,
masing-masing tambahkan sejumlah zat dengan jumlah yang berbeda-beda. Dari
masing-masing larutan baku tersebut, suntikan dengan jumlah yang sama pada
tempat penyuntikan zat. Garis kalibrasi diperoleh dengan menggambarkan hubungan
antara perbandingan luas daerah puncak kurva atau tinggi puncak kurva zat
dengan zat baku internalnya, pada sumbu vertical, dan perbandingan jumlah zat
baku dengan jumlah zat baku internal, atau jumlah zat baku, pada sumbu
horizontal.
Buat larutan zat seperti yang tertera pada masing-masing
monografi, tambahkan zat baku internal dengan jumlah sama seperti pada larutan
zat baku di atas. Dari kromatogram yang diperoleh dengan kondisi yang sama
seperti cara memperoleh garis kalibrasi, hiitung perbandingan luas daerah
puncak kurva atau tinggi puncak kurva zat dengan luas daerah puncak kurva zat
baku internal. Jumlah zat dapat ditetapkan dari garis kalibrasi.
Untuk baku internal, gunakan senyawa yang mantap yang
puncak kurvanya terletak dekat puncak kurva zat tetapi cukup terpisah dari
puncak kurva zat, serta puncak kurva komponen-komponen lain.
2. Cara garis kalibrasi mutlak.
Buat satu seri larutan baku. Suntikan dengan volume sama
tiap larutan ke dalam tempat penyuntikan zat. Gambar garis kalibrasi dari
kromatogram, dengan berat zat pada sumbu horizontal, dan tinggi puncak kurva
atau luas daerah puncak kurva pada sumbu vertical. Buat larutan zat seperti yang
tertera pada masing-masing monografi. Dari kromatogram yang diperoleh dengan
kondisi yang sama seperti cara memperoleh garis kalibrasi, ukur luas daerah
puncak kurva atau tinggi puncak kurva. Hitung jumlah zat menggunakan garis
kalibrasi. Dalam cara kerja ini, semua harus dikerjakan dengan kondisi yang
betul-betul tetap.
3.
Cara luas daerah normalisasi.
Jumlah
luas daerah puncak kurva komponen-komponen yang bersangkutan dalam kromatogram
dinyatakan sebagai angka 100. Perbandingan kadar komponen-komponen dihitung
dari harga prosen luas daerah tiap puncak kurva masing-masing.
Dalam
tiga cara yang dinyatakan di atas, tinggi puncak kurva atau luas daerah
puncak kurva ditetapkan sebagai berikut :
a.
Tinggi puncak kurva.
Ukur
tinggi dari titik puncak kurva sepanjang garis tegak lurus hingga berpotongan
dengan garis yang menghubungkan kedua kaki dari puncak kurva.
b.
Luas daerah puncak kurva
1)
Lebar puncak kurva pada pertengahan
tinggi puncak kurva x tinggi puncak kurva
2)
Gunakan planimeter untuk
mengukur daerah puncak kurva.
Mengintegrasikan
Recorder
Output
dari detektor (dikonversi dari sekarang untuk tegangan) akan dikirim ke perekam
mengintegrasikan bahwa plot, toko, dan analisis data. Sebuah kromatogram
khas ditunjukkan pada Detektor tegangan (y-axis) diplot sebagai fungsi dari
waktu (x-axis). Setiap puncak sesuai dengan komponen yang terpisah.Waktu yang diperlukan untuk suatu puncak yang
diberikan kepada muncul setelah injeksi disebut waktu retensi. Jika
kondisi kolom konstan, waktu retensi untuk setiap komponen cukup direproduksi
dari satu sampel dan injeksi ke yang berikutnya. Identitas masing-masing
puncak dapat ditentukan dengan menyuntikkan sampel murni dari masing-masing
komponen campuran dan mencatat waktu retensi mereka.
E. Kelebihan dan Kekurangan GC
Teknik
pemisahan dan analisis campuran yang didasarkan pada adsorpsi selektif pada
bahan itu banyak mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ini karena aktivitas
adsorben sangat tergantung pada cara pembuatan.
1. Kelebihan Kromatografi
Gas
a. Dapat menggunakan
kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi.
b. Analisis relatif
cepat dan sensitivitasnya tinggi
c. Fase gas dibandingkan
dengan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan
zat-zat terlarut.
2. Kekurangan
Kromatografi Gas
a. Teknik kromatografi
gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
b. Kromatografi gas
tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
c. Fase gas dibandingkan
sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat
terlarut.
D. Aplikasi GC
GC tampil menonjol dalam pekerjaan laboratorium pada topik-topik yang sedang banyak diamati. Analisanya, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) melakukan suatu program pemantauan kadar pestisida dan tanah, air tanah dan sampel-sampel semacamnya. Pendekatan umumnya melibatkan pengekstrasian sampel untuk mengkonsentrasikan analit dalam suatu pelarut organik yang sesuai dengan pengkromatografian ekstrak tersebut.
GC tampil menonjol dalam pekerjaan laboratorium pada topik-topik yang sedang banyak diamati. Analisanya, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) melakukan suatu program pemantauan kadar pestisida dan tanah, air tanah dan sampel-sampel semacamnya. Pendekatan umumnya melibatkan pengekstrasian sampel untuk mengkonsentrasikan analit dalam suatu pelarut organik yang sesuai dengan pengkromatografian ekstrak tersebut.
1. Ekstrak spesimen urin
juga sama diuji dengan GLC dalam program penyaringan obat-obatan.
2. Aluminium besi dan
tembaga dalam aliase telah ditetapkan dengan melarutkan sampel diikuti dengan
ekstraksi logam-logam itu ke dalam larutan trifluoroaseton dalam
kloroform yang kemudian dikromatografi.
3. Sangat berperan
penting dalam upaya memonitor dan mengendalikan distribusi pencemaran dalam
lingkungan,
4. Untuk identifikasi
dan pengelompokan pemonitoran gas-gas pernapasan selama anestesia, penelusuran
senyawa organik dan organisme hidup pada planet lain.
Sumber Referensi:
Gritter,Roy
J. Dkk. 1991. Pengantar Kromatografi. Bandung: Penerbit ITB
Khopkar,
S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: UI-Press
R.A. Day, JT. & AL. Under wood. 2006. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
ke-6. Jakarta: Erlangga
Yazid,
Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: CV. Andi Offset
http://dartintarigan.blogspot.com/2010/04/chromatography-gas13.html
http://ilmu-kedokteran.blogspot.com/2007/11/kromatografi.html
http://molana88.blogspot.com/2010/11/kromatografi-gasgc.html?zx=c307cc5771fdf17d
http://www.blogpribadi.com/2009/11/kromatografi-gas.html
http://www.idonbiu.com/2009/10/kromatografi-gas.html
Disusun Oleh:
Anugroho, Trimaningsih, Nur Aini
Sekian postingan kali ini dengan judul "Kromatografi Gas". Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa klik tombol share media sosial ya sob. Terimakasih dan mohon maaf.
0 komentar:
Post a Comment
*Terimakasih atas kunjungannya, jika ingin kunjungan balik dari saya silakan memberikan komentar di bawah.
*Maaf No Live link dan No unsur SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar golongan, Porno)
*Jika anda ingin mengutip artikel harus disertakan link yang menuju artikel ini. Baca selengkapnya di TOS.
*Jika banner atau link sobat ingin ditempatkan di blog ini, silahkan masuk halaman jawigo.blogspot.com/p/sobatku.html
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.