Tokoh dan golongan-golongan yang menganut Murjiah
Aliran Murjiah dalam perkembangan selanjutnya pecah menjadi beberapa sekte-sekte (golongan-golongan kecil), antara lain:
Yunusiah:
Tokohnya ialah Yunus bin Aun An-namiri yang berpendapat bahwa Iman ialah mengetahui Allah, tunduk, patuh, dan meninggalkan sifat-sifat kesombongan dan cinta dalam hati. Barang siapa yang meninggalkan perbuatan itu maka ia adalah orang beriman, melakukan maksiat atau pekerjaan jahat tidak merusak Iman seseorang.
As Sahiliyah:
Tokohnya adalah Abu Hasan As Sahili. Pendapatnya bahwa Iman adalah mengetahui Tuhan dan kufur adalah tidak tahu pada Tuhan, dalam pengertian sembahyang tidaklah merupakan ibadah kepada Allah karena yang disebut ibadah ialah Iman kepada -Nya dalam arti mengetahui Tuhan.
Al Ubaidiyah:
Tokohnya ialah Ubaid Al maktaab, berpendapat bahwa selain syirik diampuni, jika mati dalam Iman, dosa-dosa dan perbuatan jahatnya yang dikerjakan tidak akan merugikan bagi yang bersangkuatan, jadi perbuatan jahat banyak atau sedikit tidak merusak Iman.
Al Ghasaniyah:
Tokohnya ialah Ghassan Al Kufi. Ia berpendapat seandainya ada orang mengatakan: ”Saya tak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ni”, orang yang berkata demikian tetap mu’min dan bukan kafir. Dari pendapat tersebut timbul pengertian bahwa perbuatan atau amal tidak sepenting Iman sehingga berakibat pada pengertian hanya Imanlah yang penting dan yang menentukan mu’min atau tidaknya seseorang.
Assaubaniyah:
Tokohnya ialah Abu Syauban Al Murjii. Pendapatnya bahwa Iman ialah mengetahui Allah dan Rasul-rasul-Nya yang masuk akal boleh diperbuat dan kalau tidak masuk akal ditinggalkan karena bukan dari Iman.
At Tumaniyah:
Tokohnya ialah Abu Muaz at Tumani, berpendapat bahwa Iman ialah membenarkan dengan hati dan lidah dan kafir ialah tidak tahu kepada Tuhan. Dan Sujud kepada Matahari, Bulan, Berhala bukanlah kafir tetapi hanya tanda kekafiran.
Golongan-golongan Yang Menganut Murjiah
Para ulama membagi penganut Murjiah kedalam dua golongan, yaitu:
a. Aliran Moderat (Murjiah al-sunnah)
Dalam aliran ini berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidaklah kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan dihukum dalam neraka, sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan memaafkan dosanya, dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali. Tokoh-tokohnya antara lain Al Hasan Ibnu Muhammad Ibnu Ali Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa Ahli hadits.
Pendapat Murjiah moderat ini sama dengan faham Al Asy’ari sebagaimana dikuatkan oleh Ibnu Harun bahwa Al Asy’ari dapat didolongkan kedalam Murjiah, karena Al Asy’ari menegaskan Iman adalah pengakuan dalam hati tentang keEsaan Tuhan, tentang kebenaran Rasul-rasul-Nya. Mengucapkan dengan lisan dan mengerjakan rukun-rukun Islam merupakan cabang dari Iman. Orang yang berdosa besar, jika ia meninggal dunia tanpa taubat, nasibnya ada ditangan Tuhan. Urusan masuk surga atau neraka adalah urusan Tuhan.
b. Aliran Extrim (Murjiah al-Bid’ah)
Aliran extrim yaitu golongan ahmiah pengikut Jahm Ibnu Sofyan. Menurut faham ini orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian mengatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya hanya dalam hati, bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia.
Dapat disimpulkan pendapat extrim diatas bahwa perbuatan amal tidak sepenting Iman, imanlah yang menentukan mu’min dan tidaknya seseorang, perbuatan-perbuatan tidak mempunyai pengaruh. Iman letaknya dalam hati seseoarang yang tidak diketahui manusia lainnya, dan perbuatan manusia-manusia lain tidak selamanya menggambarkan apa yang ada dalam hatinya.
Faham ini berbahaya karena dapat mengakibatkan sikap lemah ikatan-ikatan amal atau masyarakat bersifat permissive, masyarakat yang dapat mentolerir penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma akhlak yang berlaku karena dianggap yang terpenting hanyalah Iman, norma-norma akhlak dianggap kurang penting dan diabaikan oleh mereka. Hal inilah yang menjadi penyebab nama Murjiah akhirnya mengandung arti tidak baik dan tidak disenangi.

Penyimpangan atau Kekeliruan Dalam Aliran Murjiah
Kaum Murjiah dianggap telah melakukan penyimpangan atau kekeliruan jika ditinjau dari beberapa segi:
1. Mereka menganggap bahwa Iman yang diwajibkan Allah terhadap hamba-hamba-Nya adalah sama pada diri semua hamba. Dan Iman yang wajib bagi seseorang adalah sama bagi setiap orang. Padahal tidak demikian persoalannya.
2. Anggapan bahwa Iman itu cukup berupa pembenaran hati, tanpa amalan-amalan hati.
3. Mereka menganggap bahwa Iman yang ada dalam hati menjadi sempurna tanpa amalan sedikitpun. Oleh karena itu mereka menjadikan amalan-amalan sebagai buah dari realisasinya, sebagaimana sebab dan musabab. Mereka tidak menjadikan amalan sebagai suatu keharusan  di dalam Iman. Padahal Iman dengan hati menuntut realisasi (keharusan) amalan-amalan nyata sesuai dengannya. Dan tidak mungkin hati menegakkan Iman secara sempurna tanpa disertai amalan-amalan nyata. (Juz 7: 194-204)


Untuk Asal-asul dan latar belakang munculnya aliran murjiah serta ajaran yang ada di dalamnya bisa klik disini.

Sekian postingan kali ini dengan judul "Tokoh dan Golongan-golongan Yang Menganut Murjiah". Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa klik tombol share media sosial ya sob. Terimakasih dan mohon maaf.
Sumber:
(1) Al Mishri, Muhammada Abdul Hadi, 1994, Manhaj dan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah, Menurut Pemahaman Ulama Salaf, Jakarta: Gema Insani Press. (2) Imam Muhammad Abu Zahrah, 1996, Aliran Politik dan ‘Aqidah dalam Islam, Jakarta: Logos. (3) Muhaimin, M., 1999, Ilmu Kalam, Sejarah dan Aliran-aliran, Semarang: Pustaka Pelajar. (4) Romas, A. Ghofir, 1997, Ilmu Tauhid, Semarang: F. Dakwah IAIN WALISONGO.

Share artikel ke :

Facebook Twitter Google+

2 komentar:

  1. Aku baru tahu tentang aliran dan paham murjiah. Sudah masuk di negara kita kah aliran ini ? Keimanan dalam hati seharusnya memang harus diikuti dengan tindakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku kira di negara kita gak ada sob, soalnya ini aliran lama yang banyak pertentangan. Tapi kemungkinan sedikit ajarannya masih ada yang menggunakan sampai sekarang ini. Aku masih mendengarkan dari kawan2 tentang kebenarannya aku belum tahu bahwa ada kawan yg gak melakukan sholat karena berpikir seperti kaum murjiah bahwa keimanan cukup dibenarkan dalam hati tanpa melakukan amalan2.

      Delete

*Terimakasih atas kunjungannya, jika ingin kunjungan balik dari saya silakan memberikan komentar di bawah.
*Maaf No Live link dan No unsur SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar golongan, Porno)
*Jika anda ingin mengutip artikel harus disertakan link yang menuju artikel ini. Baca selengkapnya di TOS.
*Jika banner atau link sobat ingin ditempatkan di blog ini, silahkan masuk halaman jawigo.blogspot.com/p/sobatku.html

 
Top