Pengaruh timbal balik antara sekolah keluarga dan masyarakat
Pendidikan adalah upaya yang memang secara sadar terencana yang dilakukan melalui proses untuk mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani agar bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan lingkungan.
A. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah termasuk pusat pendidikan yang kedua setelah keluarga. Sebagaimana kita ketahui dengan adanya kemajuan zaman sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi, peranan orang tua dalam keluarga sangatlah terbatas dalam hal usaha mendidik anaknya. Untuk itu diperlukan lembaga pendidikan lain yang mampu melanjutkan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingungan keluarga tersebut.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memiliki bentuk yang jelas dalam arti memilki program yang telah direncanakan dengan teratur, terarah, dan sistematis. Sebagaimana dalam pasal 9 ayat 2 undang-undang sistem pendidikan Nasional yang diundangkan pada tanggal 27 Maret 1989 Nomor 2 tahun 1989 dinyatakan bahwa satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan atas kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan di ligkungan masing-masing. Untuk itu tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan formal didasarkan pada 3 faktor:
Ø Tanggung jawab keilmuan
Ø Tanggung jawab formal
Ø Tanggung jawab fungsional.
Tetapi tanggung jawab ini tidak sepenuhnya diserahkan kepada lembaga persekolahan, namun tanggung jawab utama pendidikan tetap berada di tangan kedua orang tua anak yang bersangkutan.
Jadi pembinaan yang dilakukan oleh sekolah dan tanggung jawab yang dipikulnya sebagai kepercayaan orang tua dan masyarakat adalah:
Meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan orang tua di rumah / lingkungan sosial.
a) Meluruskan dan mengarahkan dasar-dasar pendidikan yang baik agar kerugian akibat kesalahan pendidikan awal atau kesalahan sosial yang tidak terkontrol bisa dicegah.
b) Meletakkan dasar-dasar ilmiah dan keterampilan untuk dapat dikembangkan dalam pendidikan lanjutan.
c) Mempersiapkan peserta didik dengan pengetahuan dasar ini untuk menghadapi lingkungan sosialnya.
B. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Keluarga
Keadaan tiap-tiap keluarga berlain-lainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, bercekcok dan sebagainya. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak. Bagaimana cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu, demikianlah cara anak itu mereaksi terhadap lingkungannya.
Jika dalam lingkungan keluarga anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua/ lingkungan keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota-anggota keluarga lainnya, serta terhadap teman-temannya. Wataknya akan berkembang dengan tidak mengalami kesulitan-kesulitan yang besar.
Sebaliknya jika di dalam lingkungan keluarganya ia selalu dianggap dan dikatakan masih kecil dan karena itu belum dapat melakukan sesuatu, kemungkinan besar anak itu akan menjadi orang yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang yang bersifat masa bodoh, kurang mempunyai perasaan harga diri.
Mengingat buruknya akibat tersebut, dan tidak sesuai lagi dengan alam kemerdekaan kita sekarang ini, maka perlu kiranya disini diberikan beberapa petunjuk untuk memberantas, atau sekurang-kurangnya mengurangi, perasaan harga diri yang masih kurang:
a. Jangan sering melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
b. Janganlah memalukan atau mengejak anak-anak di muka orang lain.
c. Jangan terlalu membeda-bedakan dan berlaku ”pilih kasih” terhadap anak-anak dalam keluarga kita.
d. Jangan terlalu memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika kita tidak mempedulikan.
Kewajiban mendidik anak dinyatakan Allah dam surat At-Tahrim ayat 6, sebagai berikut:
At Tahrim Ayat 6

Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ”
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut:
a. Memelihara dan membesarkannya.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniyah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupannya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dam membantu orang lain (hablum minannas) serta melaksanakan kekhalifahannya.
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah.
Cara pendidikan anak dapat ditempuh pula dengan menimbulkan kesadaran keluarga, yaitu ia adalah salah satu anggota keluarga di dalam rumahnya.
Banyak pembinaan kepribadian anak yang dilakukan oleh kedua orang tua terhadap anaknya. Bila pembinaan kepribadian yang diwarnai dengan ajaran agama yang berkesinambungan ini dapat dilakukan maka ia dapat diharapkan akan menjadi seorang anak (dewasa) kelak akan menjadi manusia yang berkepribadian muslim.
Alangkah baiknya anak sesekali diajak rekreasi untuk meluaskan wawasannya seperti keluar kota. Dengan melakukan bepergian bersama anak ini akan lebih menambah kekerabatan kedua belah pihak dan menumbuhkan rasa kasih sayang, karena anak merasa dirinya mendapat pembinaan dan perhatian dari kedua orang tuanya.
Dewasa ini para ahli didik mengakui besarnya peranan ibu dalam mendidik anak-anaknya, walaupun ibu/ wanita digolongkan pada kaum yang lemah. Melalui belaian tangan, ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut anaknya dekat dengannya anak merasa lebih dekat dan lebih sayang kepadanya dibandingkan kedekatannya kepada ayahnya.

C. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Masyarakat
Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai tujuan. Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, lapisan sosial sehingga menjadi mayarakat yang majemuk. Setiap anggota masyarakat secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.
Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Ia adalah laboratorium besar tempat para anggotanya mengamalkan semua ketrampilan yang dimilikinya. Baiknya kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya. Demikian pula halnya dengan masyarakat bangsa Indonesia. Makin baik pendidikan anggotanya maka makin baik pula kualitas masyarakat seecara keseluruhan.
Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya tetapi tidak sistematis. Secara fungsional struktural, masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial para anggotanya, melalui berbagai pengalaman yang berulang kali , mengingat pengalaman yang beraneka ragam, maka setiap sosial anggotanyapun beraneka ragam pula.
Kalau di lembaga pendidikan pendidiknya adalah guru, tapi kalau pendidik dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan anggotanya. Dengan demikian para pemimpin resmi maupun tidak resmi adalah pendidik dalam masyarakat.
Pendidik secara fungsional dan struktural di lingkungan masing-masing bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab pendidikan oleh kedua jenis pemimpin masyarakat ini antara lain adalah mengawasi, menyalurkan, membina dan meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikan aktivitas masing-masing anggota masyarakat berjalan menurut fungsinya dalam upaya mewujudkan masyarakat yang damai.
D. Tri Pusat Pendidikan (Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat)
Perkembangan peserta didik atau tumbuh berkembangnya anak pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan , peranan tri pusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dikaitkan dengan tiga proses kegiatan utama pendidikan (membimbing, mengajar, melatih). Meskipun kegiatan pokok yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut sama, tetapi peranan yang dimainkan oleh tripusat pendidikan dengan tiga macam kegiatan pendidikan tersebut ditujukan untuk mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan, dan kemahiran keterampilan.
Setiap pusat pendidikan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
a) Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
b) Pengajaran dalam upaya pemahiran.
c) Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Dalam melakukan pembinaan pendidikan, secara tidak langsung antara orang tua, sekolah, dan masyarakat telah mengadakan kerjasama yang erat dalam praktek pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga, orang tua meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian, nilai moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan berbagai materi berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak mengawasi dan menilai hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan masyarakat ikut serta berperan dalam mengontrol, menyalurkan, dan membina serta meningkatkannya.
Hubungan kerjasama yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan tersebut tertuju pada satu tujuan umum yaitu untuk membentuk peserta didik mencapai kedewasaannya, sehingga mampu berdiri sendiri dalam masyarakat sesuai nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
Dengan demikian semua usaha pendidikan membantu perkembangan dirinya.
IV.Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan massyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia Indonesia seluruhnya serta menyiapkan SDM pembangunan yang berlaku.
Keluarga bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Makalah Ilmu Pendidikan dengan judul Pengaruh Timbal Balik antara Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat oleh Anugroho, Mita Widyawati, Rima Indrayana, Sofwatin Hajaroh.



Daftar Pustaka
Tirtarahardja, Umar, 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka cipta
Salam, Burhanudin, 1997, Pengantar Pedagogik, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ihsan,Fuad, 1997, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Purwanto, Ngalim, 1995, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


Sekian postingan kali ini dengan judul "Pengaruh Timbal Balik antara Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat". Semoga bermanfaat. Dan jangan lupa klik tombol share media sosial ya sob. Terimakasih dan mohon maaf.

Share artikel ke :

Facebook Twitter Google+

2 komentar:

*Terimakasih atas kunjungannya, jika ingin kunjungan balik dari saya silakan memberikan komentar di bawah.
*Maaf No Live link dan No unsur SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar golongan, Porno)
*Jika anda ingin mengutip artikel harus disertakan link yang menuju artikel ini. Baca selengkapnya di TOS.
*Jika banner atau link sobat ingin ditempatkan di blog ini, silahkan masuk halaman jawigo.blogspot.com/p/sobatku.html

 
Top