Belajar sambil bermain. Inilah bentuk atau pola hubungan yang paling ideal antara belajar dan bermain. Walaupun demikian, sesungguhnya kata "sambil" sebagai tanda hubung dalam kalimat "belajar sambil bermain" kurang tepat, sebab kata ini mencerminkan tindakan atau aktivitas yang kurang sungguh-sungguh, padahal anak-anak bermain dengan sungguh-sungguh atau sungguh-sungguh bermain. 
Ketika anak sedang bermain, sesungguhnya mereka sedang belajar. Menurut Montessori, sebagaimana dikutip oleh Anggani Sudono, ketika anak sedang bermain, anak akan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Anak yang bermain sebenarnya telah menyerap berbagai hal baru yang ada di sekitarnya. Proses penyerapan inilah yang disebut Montessori sebagai aktivitas belajar. Disinilah pentingnya orang tua dan guru memilih dan menentukan jenis permainan yang cocok dengna perkembangan anak. Pemilihan dan penentuan jenis permainan ini sama persis dengan pemilihan materi pelajaran oleh guru yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Pemilihan jenis permainan yang sesuai dengan perkembangan anak ini perlu dilakukan agar pesan edukatif dalam setiap permainan dapat ditangkap anak dengan mudah dan menyenangkan. Jika antara jenis permainan tidak sesuai dengan perkembangan anak, maka yang terjadi adalah bermain hanya untuk mainan itu sendiri, bahkan akan berdampak buruk bagi pembentukan karakter dan kecerdasannya. Sebaliknya, pemilihan permainan yang selaras dengan perkembangan anak akan mengembangkan aspek kecerdasan tertentu, sehingga kesannya bermain untuk belajar dan bukan bermain untuk mainan itu sendiri.
Tekanan pada belajar sambil bermain adalah lebih mengutamakan belajar daripada permainan. Bermain hanya sebatas sarana, bukan sebagai tujuan. Permainannya bisa dalam bentuk apa saja, boleh menggunakan alat atau tidak. Hal yang terpenting adalah belajar untuk menguasai hal-hal yang baru, bukan belajar bermain mainan yang baru. Belajar sambil bermain dimaksudkan agar anak bisa belajar  dengan rasa senang, sehingga hasil belajarnya bisa optimal. Oleh karena itu, tidak ada permainan khusu dalam setiap jenis pelajaran, melainkan sembarang permainan yang dapat mengiringi belajar anak, yang penting anak merasa senang. 
Bagaimana dengan Bermain sambil Belajar? Hal ini merupakan kebalikan dari belajar sambil bermain, sebagaimana dikemukakan di atas. Jika belajar sambil bermain lebih menekankan pada pelajarannya, maka bermain sambil belajar lebih menekankan pada jenis permainannya.
Jika anak mampu memainkan jenis mainan tertentu secara sempurna, maka anak tersebut bisa dikatakan berhasil dalam bermain sambil belajar. Artinya, anak mampu menguasai mata pelajaran tertentu melalui permainan khusus tersebut. Sekedar contoh, permainan lompat untuk mengembangkan ketrampilan motorik kasar anak. Jenis permainan ini memang sengaja dirancang secara khusus untuk menumbuh kembangkan motorik kasar anak. 
Supaya dapat mengoptimalkan berbagai jenis permainan, maka perlu disusun materi pelajaran dalam setiap jenis permainan. Dengan kata lain, guru dan orang tua harus pandai-pandai memilih jenis-jenis permainan tertentu yang benar-benar mampu mengembangkan kecerdasan anak. Dalam hal ini, ada sembilan kecerdasan yang ditemukan oleh Gardner. Hendaknya materi pelajaran dalam setiap permainan berorientasikan pada kesembilan kecerdasan tersebut. 
Sembilan jenis kecerdasan anak yang perlu disusun pada materi pembelajarannya dan dituangkan dalam semua jenis permainan.
1. Kecerdasan Linguistic, adalah kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan ide dan pikiran dalam berbicara, membaca, dan menulis. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para orator, negotiator, pengacara, lawyer, dan negarawan.
2. Kecerdasan Mathematic-Logis, adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis-ilmiah. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ilmuwan, matematikawan, saintis, filsuf, dan fisikawan.
3. Kecerdasan Visual-Spasial, adalah kemampuan untuk melihat secara detail, dan bisa menggunakan kemampuan ini untuk melihat segala objek yang diamati. Lebih dari itu, kecerdasan ini bisa merekam apa yang dilihat dan mampu dilukiskannya kembali. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para arsitek, insinyur, pilot, navigator, dan penemu.
4. Kecerdasan Musical, adalah kemampuan untuk menyimpan nada atau irama musik dalam pikiran seseorang. Orang yang mempunyai kecerdasan ini seringkali mudah mengingat sesuatu jika diiringi dengan irama musik. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para musisi, seniman, budayawan, penyair, dan penari.
5. Kecerdasan Kinesthetic, adalah kemampuan untuk menggunakan anggota tubuhnya untuk segala kebutuhan atau kepentingan hidup. Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa mewujudkan apa yang dipikirkan dengan gerak fisik. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para penari elastis, olahragawan, atlet, dan atraktor.
6. Kecerdasan Interpersonal, adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya, bisa merasakan secara emosional, memperkirakan secara temperamen suasana hati, dan maksud serta kehendak orang lain. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para sosiolog, psikolog, dan konselor.
7. Kecerdasan Intrapersonal, adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami diri sendiri serta berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ahli ilmuan tertentu, pakar, pemikir, motivator, dan trainer.
8. Kecerdasan Naturalist, adalah kemampuan mengenali lingkungan dan memperlakukannya secara proporsional. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para neurolog, antropolog, sosiolog, dan detektif satwa.
9. Kecerdasan Eksistensial, adalah kemampuan untuk merasakan dan menghayati berbagai pengalaman spirit atas ajaran atau pemahaman sebuah keyakinan kepada Tuhan. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para spiritualis, sufi, agamawan, cendekiawan, dan filsuf.

Sumber : Permainan Edukatif yang Mencerdaskan oleh Suyadi, Penerbit : Power Books Publisher

Share artikel ke :

Facebook Twitter Google+

0 komentar:

Post a Comment

*Terimakasih atas kunjungannya, jika ingin kunjungan balik dari saya silakan memberikan komentar di bawah.
*Maaf No Live link dan No unsur SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar golongan, Porno)
*Jika anda ingin mengutip artikel harus disertakan link yang menuju artikel ini. Baca selengkapnya di TOS.
*Jika banner atau link sobat ingin ditempatkan di blog ini, silahkan masuk halaman jawigo.blogspot.com/p/sobatku.html

 
Top